Mobil Murah Bikin Mahasiswa Mundur Bikin Mobnas

Surabaya - Kalangan akademisi memprihatinkan kebijakan mobil murah. Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Tri Yogi Yuwono menyatakan bahwa hal tersebut mengikis mimpi anak didiknya untuk merakit mobil nasional (mobnas).

"Kawan-kawan di kampus ini sedikit kecewa terhadap kebijakan LCGC. Ini tentu akan menghentikan impian mobnas. Semakin jauh dari cita-cita," kata Tri usai menemani tim ITS memamerkan mobil listrik EC-ITS II di halaman gedung Rektorat ITS, Jumat (20/9/2013).


Pendapat Tri ini berbeda dengan pendapat pemerintah lewat Menko Perekonomian Hatta Rajasa yang menuturkan kalau mobil murah justru akan menjadi cikal bakal mobil nasional.


Kalau semua dari impor, lanjut Tri, maka upaya anak bangsa untuk unjuk kebolehan merakit mobil sendiri akan terganjal. Ia berharap semua bisa dirakit di Indonesia.


"Kami riset ini untuk baterai, riset charge, riset motor, dan sebagainya. Kami berharap kan semua itu bisa dibuat di Indonesia," katanya.


Peluncuran mobil EC-ITS II sendiri dikatakan Tri, merupakan salah satu usaha pembuktian kreatifitas anak bangsa.


"Ini salah usaha untuk membuktikan upaya kalau kita bisa. Kita tunjukkan ke dunia," tegas Tri.


Selanjutnya tinggal menunggu upaya pemerintah dalam skala produksi untuk mewujudkan rancangan-rancangan mobnas tersebut.


"Kami siap merancang. Rancangan sudah jadi, tinggal bagaimana pemerintah dan sektor industri mengembangkan ini semua. Kalau ITS yang produksi kan nggak mungkin," terang Tri.


Menurutnya, dari 5 perguruan tinggi negeri yang dibiayai oleh pemerintah untuk merancang prototype mobil-mobil nasional, ITS yang pertama menyelesaikan rancangannya.