3 Tips dari Polisi Agar Tak Tertipu Beli Helm SNI Palsu

Jakarta - Maraknya helm dengan embel-embel Standar Nasional Indonesia (SNI) palsu kembali terjadi. Nah buat Otolovers semua yang berniat membeli helm agar tidak tertipu maka tidak ada salahnya simak tips dari pihak kepolisian.

Kasubdit Penegakan Hukum (Gakum) Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Hindarsono mengatakan masyarakat harus memperhatikan hal ini sebelum membeli helm.



readmore »»  

Dirugikan Beli Helm SNI Palsu? Lapor Saja ke Polisi

Jakarta - Maraknya peredaran helm Standar Nasional Indonesia (SNI) abal-abal semakin membuat resah masyarakat. Jika masyarakat merasa dirugikan karena membeli helm SNI palsu maka silakan melapor kepada pihak kepolisian.

Hal itu ditegaskan langsung oleh Kasubdit Penegakan Hukum (Gakum) Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Hindarsono saat dihubungi detikOto.


"Apabila Anda membeli helm SNI palsu dan Anda merasa dirugikan maka tolong sampaikan kepada pihak kepolisian," ujarnya.


Dijelaskannya, maksud merasa ditugikan itu jika masyarakat membeli helm SNI palsu dengan harga yang sama seperti helm SNI asli.


"Jika harganya mahal tapi ternyata SNI palsu itu bisa Anda laporkan kepada kepolisian dan kami akan segera menindaknya," katanya.


Di lapangan, masih banyak ditemukan selain menjual harganya yang murah meriah juga pasti ada yang menjual helm SNI palsu dengan harga yang sebanding atau sama seperti helm SNI asli.


"Pelaku seperti itu pasti ada dan jangan sungkan-sungkan untuk melapor kepada pihak kepolisian. Anda jangan sampai tertipu, harganya mahal kok palsu," tuntasnya.



readmore »»  

Melirik Sejarah Panjang VW Golf

Wolfsburg - Salah satu mobil populer milik Volkswagen kini telah menjadi salah satu mobil paling populer di dunia. Sejak diperkenalkan di 1974 silam, sudah 30 juta VW Golf yang sudah diproduksi.

Dengan produksi ke-30 juta yang berlangsung di Wolfsburg, Jerman, VW Golf pun menjadi salah satu mobil Eropa tersukses sepanjang sejarah. Mobil ini juga baru saja didaulat sebagai 'Car of the Year 2013'.


Dimulai dari tahun 1974, VW Golf kini telah memiliki 7 generasi. Dengan statistik itu, maka rata-rata lebih dari 2.000 orang membeli VW Golf setiap hari selama 39 tahun terakhir ini.


Mobil ke-30 juta VW Golf adalah Golf TDI BlueMotion yang merupakan mobil VW Golf teririt sepanjang masa berkat tingkat efisiensi 37,5 km/jam.


"Sejarah Golf adalah juga sejarah perkembangan otomotif. Dengan teknologi seperti front-wheel drive di Golf pertama, debut dari TDI di Golf ketiga, ESC (Electronic Stability Control) dan dual clutch gearbox di Golf keempat dan Automatic Post-Collision Braking System di generasi baru, mobil ini terus mendemonstrasikan kemajuan," kata CEO VW Martin Winterkorn.


"Keamanan, kenyamanan dan mengemudi yang menenyangkan bisa didapat optimal tanpa perlu bertanya tentang harga, terima kasih pada Golf. Ini adalah produk best seller kami selama sejarah nama Volkswagen," lugasnya.


The Sun mencatat Golf adalah satu-satunya hatchback mainstream yang membuat pemilik mobil BMW dan Audi tidak memandang sebelah mata dengan mobil ini.


Berikut perjalanan panjang 7 generasi VW golf.



readmore »»  

'Beli Helm Murah Hanya untuk Boncengan'

Jakarta - Peraturan yang mengharuskan menggunakan helm ganda saat berboncengan di sepeda motor ternyata menjadi alasan utama masyarakat terutama di kalangan menengah ke bawah membeli helm murah.

Mereka bahkan berani mengesampingkan keselamatan karena perlu diingat jangan tergiur dengan harga helm yang murah. Helm murah belum tentu memiliki standar yang mumpuni.


Seperti pantauan detikOto di beberapa penjual helm di kawasan Jakarta Pusat. Ada beberapa konsumen yang membeli helm murah dan mereka mengaku helm itu untuk digunakan ketika berboncengan.


"Saya beli karena hanya untuk boncengan saja, daripada ditilang polisi mas," kata Gilang salah satu pembeli helm di kaki lima kepada detikOto, Senin (17/6/2013).


Hal senada juga diungkapkan oleh Rudi salah seorang pembeli helm dengan harga miring. Menurutnya bukan mengindahkan kualitas serta keselamatan menggunakan helm saat mengendarai motor tapi karena helm itu digunakan pada saat-saat tertentu saja.


"Jujur saja saya membeli karena harganya murah dan juga helm ini dipakai kalau saya antar dan jemput istri pulang kerja. Toh label SNI-nya juga tetap ada tapi kalau masalah asli atau tidaknya saya kurang tahu," bebernya.


Selain itu, pedagang helm juga mengatakan kalau pembeli membeli helm dengan harga murah ini untuk digunakan saat berboncengan saja.


"Kalau saya lihat sih kebanyakan untuk orang satu laginya bukan untuk pengendaranya. Ada juga yang beli melihat ada razia oleh polisi di depan dan orang itu berhenti membeli helm murah itu, kata pedagang helm kaki lima di kawasan Senen, Jakarta Pusat yang enggan disebutkan identitasnya ini.



readmore »»  

Sudah Mirip VCD Bajakan, Helm SNI Palsu Sulit Diberantas

Jakarta - Ada jutaan helm yang beredar di pasar dalam negeri. Dari angka itu banyak yang merupakan 'helm bajakan'. Helm bajakan ini sulit diberantas karena sudah seperti VCD dan DVD bajakan.

"Pemerintah paling tidak setahun 3 kali razia. Tapi ya, helm bajakan itu seperti VCD bajakan. Waktu dirazia tidak ada, tapi kalau razia tidak ada, mereka ada dimana-mana," keluh Sekjen Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI) Johanes Cokrodiharjo kepada detikOto.


Johanes sendiri memaparkan kalau total produksi helm yang dibukukan anggota-anggota AIHI di 2012 lalu mencapai 14,5 juta helm atau naik sekitar 5 persen dari tahun sebelumnya. Namun yang beredar di pasaran diakuinya jauh lebih besar dari angka itu.


Dia lalu menjelaskan sulitnya memberantas helm yang tidak sesuai standar ini salah satunya adalah minimnya kordinasi antar lembaga di Indonesia.


"Ini sudah jadi bahan pembicaraan lama. Begini, kita lapor ke (Kementerian) Perindustrian, tapi kata mereka itu urusan (Kementerian) Perdagangan. Lalu kita ke Perdagangan, terus dilempar lagi ke Perindustrian. Ya, itu kan masalah klasik di Indonesia, masalah kordinasi," lugasnya.


Padahal kekompakan baik di pemerintahan maupun di antara produsen serta kerja sama produsen-pemerintah dianggap Johanes adalah sesuatu yang penting.


"Karena kita harus sadar geografis kita itu sulit. Ada banyak sekali pulau di negara ini, kalau jalan sendiri-sendiri akan sulit untuk menjangkau semua. Jadi memang harus kerja sama," ujarnya.



readmore »»  

Helm SNI Asli Juga Ada yang Harganya Murah

Jakarta - Ternyata tak semua harga helm yang murah itu memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI) palsu. Ada juga pedagang helm yang menjual helm-helm SNI asli dengan harga yang terjangkau. Lho ko bisa ya?

"Tidak semua helm harganya murah itu SNI-nya palsu mas. Buktinya kami di sini jual Rp 80 ribuan, SNI-nya bisa terjamin keasliannya. Logonya saja diembos," kata Reni salah seorang pedagang helm di kawasan Gunung Sahari saat ditemui detikOto, Senin (17/6/2013).


Lalu kok SNI asli itu bisa dijual dengan harga murah? Reni mengatakan kalau ini dijual karena menghabiskan stok yang dulu-dulu atau kurang laku karena harganya terlalu mahal menurut konsumen.


"Ini stok-stok barang yang beberapa bulan lalu. Karena harganya mungkin kemahalan jadi kami diskon," ujarnya.


Tapi biasanya, helm SNI yang asli yang dijual dengan harga Rp 80 ribuan ini merupakan helm dengan merek yang kurang dikenal banyak oleh masyarakat.


"Meski mereknya biasa-biasa saja tapi kan SNI-nya asli. Jadi lebih aman dibanding helm yang SNI-nya palsu. Kami disini tidak jual helm dengan SNI palsu," pungkasnya dengan yakin.



readmore »»  

Ini Trik Curang Produsen Helm Nakal

Jakarta - Banyaknya helm dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) ternyata tidak selamanya membuat produsen membuat helm yang aman. Ada saja produsen nakal yang menurunkan spek dari yang seharusnya. Dan inilah trik yang biasa mereka lakukan.

Sekjen Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI) Johanes Cokrodiharjo memaparkan kalau helm dengan SNI bajakan cukup mudah ditemui di toko yang bertebaran di seluruh Indonesia.


Tapi menurutnya, kata yang lebih tepat bukan bajakan, tapi tidak sesuai spesifikasi. "Masih banyak yang nakal. Misalnya saja waktu kirim ke lab untuk dites SNI mereka kirim helm dengan spek A, tapi pas dijual spek C," katanya kepada detikOto.


Kecurangan itu menurutnya dilakukan para produsen nakal tersebut untuk mereduksi ongkos produksi dan meningkatkan margin laba mereka.


Padahal standar keamanan yang sudah ditetapkan pemerintah melalui SNI menurutnya sudah bagus dan mampu mengurangi resiko cedera kepala pada kecelakaan.


"Kalau kita di AIHI selalu menghimbau anggota untuk jujur dan tidak menurunkan spek. Karena kami menganggap industri ini harus dijaga bersama-sama. Namun, merek yang beredar diluar kan banyak sekali dan banyak juga yang tidak masuk AIHI," jelasnya.


Johanes sendiri memaparkan kalau total produksi helm yang dibukukan anggota-anggota AIHI di 2012 lalu mencapai 14,5 juta helm atau naik sekitar 5 persen dari tahun sebelumnya.



readmore »»  

'Masa Bodoh dengan Helm SNI Asli atau Palsu'

Jakarta - Meski tidak memiliki standar SNI yang jelas, helm-helm seharga Rp 50 ribuan diincar karena pembeli helm tertarik karena harganya yang murah dan karena membutuhkan helm.

Hal itu diungkapkan langsung oleh salah satu pedagang helm yang enggan di sebutkan identitasnya di kawasan Senen, Jakarta Pusat kepada detikOto, Senin (17/6/2013).


"Mereka kebanyakan tertarik karena harganya murah mas dan juga kebutuhan," kata pria berkacamata ini.


Menurutnya, harga yang cukup terjangkau itulah yang banyak dicari. Serta kebutuhannya yakni karena setiap menggunakan motor penumpang belakang harus juga menggunakan helm.


"Mereka enggak mikirin kalau label SNI-nya itu asli atau tidak yang penting kalau boncengan semuanya pakai helm," timpalnya.


Apalagi lanjut pria itu masyarakat menegah kebawah kurang peduli dengan yang namanya keselamatan atau SNI itu asli atau tidak. "Yang penting buat mereka helm untuk melindungi kepala dan biar enggak ditilang polisi, jadi walaupun helm SNI murah juga dia beli," pungkasnya.



readmore »»  

5 Mobil yang Cocok untuk Para Ayah

Jakarta - Anda tengah mencari mobil yang cocok untuk ayah Anda? Jika Ayah anda termasuk penggila otomotif, ada baiknya memberi salah satu dari 5 mobil ini. Pasti tidak menolak!

Kelima mobil tersebut di antara 2 dari pabrikan Jerman, 1 pabrikan AS, dan 2 lainnya dari pabrikan Jepang. Seiring dengan perayaan Hari Ayah, apa saja mobil itu? Berikut daftarnya seperti dilansir BBC.



readmore »»  

Harga Mobil Murah Masih Dihitung

Jakarta - Harga mobil murah dan ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC) belum dirilis oleh pemerintah. Kementerian Perindustrian akan menyiapkan patokan harga mobil murah.

Sebelumnya sempat beredar harga mobil ini akan ada dalam rentang Rp 80-120 juta. Rencananya juknis sudah bisa terbit akhir bulan Juni 2013.


Menteri Perindustrian MS Hidayat mengaku sudah menyiapkan draft petunjuk teknis (juknis) dari Peraturan Pemerintah (PP) No 41 Tahun 2013 tentang barang kena pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah. Juknis tersebut masih dalam pembasan dengan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan.


Hidayat berjanji akhir bulan ini, patokan harga mobil murah sudah bisa terbit sehingga, LCGC sudah bisa diproduksi dan dipasarkan oleh para produsen yang membuatnya.


"Ada pedoman harga tapi memberi fleksibilitas terhadap perubahan (teknologi) karena mau mengadopsi teknologi baru. Di kemudian hari," kata Hidayat di Istana Negara, Senin (17/6/2013)


Menurutnya, ia tak akan memberikan patokan harga yang ketat terhadap produsen mobil LCGC. Harapannya agar para produsen tak hanya terpaku dengan batasan harga tapi mengabaikan aspek perkembangan teknologi dan keselamatan.


"Dulu Anda naik mobil nggak pakai airbags, sekarang kalau nggak pakai airbag nggak safety. Begitu juga kalau emisi, kalau Anda nggak pakai carbon emisi, secara lingkungan dianggap nggak mendukung. Jadi mulai nggak laku," katanya.


Hidayat berjanji semua formula dari juknis tersebut tak mengakomodir keuntungan atau kepentingan kelompok atau produsen tertentu saja. Namun menurutnya, juknis LCGC akan mementingkan banyak pihak.


"Draftnya sudah ada tapi kan belum final. Saya nggak berani ngomong," katanya.



readmore »»  

Gawat! 80% Helm di Pasaran Tidak Standar SNI

Jakarta - Pasar motor yang membesar dalam beberapa tahun terakhir membawa efek positif bagi industri pendukungnya, termasuk industri helm. Namun sayang, 80 persen dari helm yang terpajang di toko helm adalah helm-helm di bawah standar SNI.

Sekjen Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI) Johanes Cokrodiharjo memaparkan kalau sebagian besar terpajang di toko tidak sesuai dengan standar keselamatan yang ada. Untuk itu, dia meminta masyarakat untuk berhati-hati.


"Angka pasti memang tidak diketahui, tapi sekitar 70-80 persen dari helm yang terdisplay di toko itu tidak sesuai standar SNI yang sebenarnya," jelasnya pada detikOto.


Namun begitu, edukasi yang dilakukan produsen helm dan pemerintah dalam beberapa tahun terakhir sedikit banyak telah membuahkan hasil. "Sebab, konsumen jadi lebih pintar dan berani bawel," cetusnya.


"Mayoritas masyarakat, 60 persen-lah itu sudah mengerti merek. Mereka sudah tidak berani pakai merek sembarangan, apalagi helm kan bukan barnag yang dibeli tiap hari, tapi bisa setahun sekali. Kalau beda harga hanya puluhan ribu, mereka pasti memilih merek yang pasti," lugasnya.


Aturan penggunaan helm SNI ini tercantum dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan Peraturan Menteri Perindustrian No. 40/M-IND/PER/6/2008 Tahun 2008 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Helm Pengendara Kendaraan Bermotor Roda Dua Secara Wajib.



readmore »»  

Merek Helm Ternama Juga Ada yang Dibajak SNI-nya

Jakarta - Jangan tergiur dengan harga helm yang murah terutama helm yang sudah bermerek di Indonesia. Tak perlu menyebutkan nama brandnya tapi menurut pengakuan pedagang helm kaki lima di kawasan Senen, Jakarta Pusat mengaku kalau banyak juga helm SNI yang dibajak.

Pedagang helm kaki lima yang enggan disebutkan identitasnya itu mengatakan kalau ada juga helm bajakan terutama merek-merek ternama.


"Kalau helm bajakan gitu biasanya harganya lebih murah. Jangan tergiur jika helm bermerek terus harganya murah, sudah pasti itu bajakan," kata pria berkacamata ini saat ditemui detikOto, Senin (17/6/2013).


Menurutnya, salah satu ciri helm SNI bermerek yang bajakan itu dari tulisan SNI-nya serta kualitas kaca dan busa di dalamnya.


"SNI-nya ada yang enggak diembos. Kalau diembos itu biasanya asli, tapi kalau yang bajakan ada yang cuma pakai stiker doang. Itu salah satu pembedanya," ujarnya.


Sayang ia tidak ingin membeberkan ciri helm SNI bajakan lebih dalam. Katanya ini juga merupakan kerahasiaan yang harus dijaga.


"Satu aja ya mas, nanti kalau semuanya saya bisa digebukin pedagang helm kaki lima di Jakarta," elaknya sambil tertawa.


Wah hati-hati Otolovers jika membeli helm terutama helm yang sudah memiliki brand ternama, ternyata ada juga yang dibajak sama orang-orang yang tak bertanggung jawab.



readmore »»  

Anak Kecil Juga Jadi Korban Helm SNI Palsu

Jakarta - Tak hanya pengendara dewasa yang menggunakan helm Standar Nasional Indonesia (SNI) abal-abal. Ironinya anak kecil ikut menjadi korban. Bayangkan saja begitu banyak helm untuk anak kecil yang hanya sekedar menggunakan tulisan SNI.

Hal ini tentu saja membuat ancaman bagi semua orang terutama anak kecil, karena pemerinta sudah mewajibkan bagi siapa saja yang menggunakan motor harus pakai helm berstandar Nasional Indonesia.


"Helm-helm buat anak kecil juga banyak dicari mas dan harganya juga cukup murah," kata salah satu pedagang helm yang enggan disebutkan identitasnya kepada detikOto di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Senin (17/6/2013).


Parahnya lagi kata pria berkacamata ini kualitas helm untuk anak kecil lebih parah dibanding helm SNI yang kualitasnya juga kurang bagus. Bahannya sangat tipis serta kualitasnya sangat minim.


"Kadang ada logo SNI-nya kadang ga ada. Helm itu hanya sekedar helm pelengkap saja bukan sebagai pelindung," katanya.


Helm untuk anak kecil lanjutnya, harganya juga sangat terjangkau. Ia menjualnya dari harga Rp 25 ribu sampai Rp 50 ribu saja. Pilihan warna serta modelnya juga beragam.


"Ada yang full face, half face, ada juga yang ga pakai kacanya. Dulu saya jual banyak tapi sekarang sudah mulai sepi karena stoknya juga kosong dari pabrikannya. Kalau peminatnya masih banyak," ujarnya.



readmore »»  

Helm SNI Palsu Diincar Pemotor Karena Harganya Murah

Jakarta - Sudah beberapa tahun lalu pemerintah mewajibkan kepada produsen helm dan pengguna motor untuk menggunakan yang sudah memilik Standar Nasional Indonesia (SNI).

Seiring waktu berjalan, helm SNI yang kualitasnya kurang baik pun beredar di pasaran. Terutama saat ini yang banyak sekali menjual helm-helm murah dan sudah berlabel SNI.


Tapi yang menjadi pertanyaan besar adalah, apakah helm berlabel SNI yang dijual dengan harga yang sangat terjangkau kualitasnya bagus atau sudah sesuai dengan SNI yang ditetapkan pemerintah?


Salah satu pedagang helm di kawasan Senen, Jakarta Pusat yang enggan disebutkan namanya mengaku kalau biasanya helm-helm yang dijual dengan harga Rp 50 atau kurang dari Rp 100 ribu kualitas SNI-nya patut dipertanyakan.


"Ini saya jual karena memang lebih banyak yang beli ketimbang yang harganya Rp 200 ribuan. Mereka tertarik karena harganya murah serta bentuknya cukup beragam," kata pria berkacamata ini saat ditemui detikOto di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Senin (17/6/2013).


Kebanyakan, helm yang dijual Rp 50 ribuan sampai Rp 100 ribu itu kualitasnya kurang bagus. Kadang lebel SNI-nya hanya sekedar ditempel dengan stiker saja. Padahal aslinya sesuai ketentuan dari pemerintah harus diembos.


"Kalau namanya penjual mana yang laku ya itu kita jual mas, namanya juga nyari untung. Modalnya sedikit tapi untungnya lumayan karena banyak yang beli. Satu hari saya bisa jual 5 helm, itu minimal mas," katanya.



readmore »»  

2 Hal Ini Bikin Pengendara Motor Malas Pakai Mobil Murah

Jakarta - Pemerintah sebelumnya menargetkan mobil murah sebagai alternatif kendaraan bagi sekitar 60 juta pengendara motor di Indonesia. Namun hal itu sepertinya agak sulit terwujudkan.

Di mata produsen mobil, setidaknya ada dua hal yang membuat pengendara motor enggan memilih mobil murah.


Hal tersebut disampaikan Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy.


Yang pertama dari aspek harga, motor memiliki harga yang jauh lebih murah dari mobil LCGC yang paling murah dijual Rp 75 juta. "Gap-nya terlalu jauh, motor paling banter yang kapasitas mesin 125 cc berapa coba. Bayangkan berapa kali perbedaan harganya," ujar Jonfis.


Yang kedua adalah untuk membayar bensin, after sales mobil jauh lebih mahal dari motor. "Untuk bayar bensin saja mobil bisa beda berapa kali lipat," ujarnya.


Namun meski tidak terlalu berpengaruh pada pergeseran kendaraan dari roda dua ke roda empat, Jonfis menilai mobil murah pasti dibeli oleh orang yang belum punya mobil.


"Kalau dari sisi memberi peluang bagi orang yang belum punya mobil iya ada (pengaruh)," ujarnya.



readmore »»  

Honda Ingin Pemerintah Adil Soal Aturan Mobil Murah

Jakarta - Tidak seperti produsen Jepang lainnya yang sudah mulai sibuk dengan line up mobil murah, Honda tampaknya masih melihat-lihat situasi. Mereka masih menunggu aturan teknis mobil murah 1-2 bulan ke depan.

Seperti apa hal teknis yang diharapkan Honda dari aturan mobil murah?


"Kita ingin juknis (petunjuk teknis, mobil murah) yang fair bagi semua orang (pabrikan mobil)," ujar Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor Jonfis Fandy di Jakarta, akhir pekan lalu.


Sayang Jonfis tidak menerangkan lebih lanjut adil seperti apa yang diinginkan Honda. Honda sendiri belum memastikan line up seperti apa yang bakal menjadi mobil terjangkau dan ramah lingkungan (Low Cost and Green Car) mereka, apakah berbasis Brio atau bahkan mobil yang benar-benar baru.


"Kita masih melakukan exercise untuk semuanya," ujarnya.


Begitu juga soal harga, apakah bisa mobil murah itu dijual di bawah Rp 100 juta? "Yang pasti harganya paling murah dari semua line up mobil Honda," ujar Jonfis.


Dalam Peraturan Presiden Nomor 41 Tahun 2013, pemerintah menghapus pajak barang mewah untuk mobil bermesin paling besar 1.200 cc untuk bensin dan 1.500 cc untuk diesel dengan konsumsi bahan bakar minimal 20 kilometer per liter.



readmore »»  

Aturan Mobil Murah Mematikan Mobnas

Jakarta - Produsen mobil nasional terus menyuarakan keberatannya atas aturan mobil murah. Mereka merasa aturan itu di satu sisi justru akan membuat harga mobil nasional menjadi lebih mahal.

Bagi Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asianusa), aturan mobil murah yang baru saja dikeluarkan tidak sejalan dan berpotensi mematikan bisnis industri otomotif nasional.


Asosiasi yang beranggotakan AG-TAWON , WAKABA , FIN KOMODO , MERAPI, GEA , BONEO, KANCIL dan ITM yang tersebar di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng dan Jatim itu pun mengungkapkan keberakatan atas regulasi yang tertera pada Pasal 2 Ayat 7b dan Pasal 3 ayat 1c pada blog resmi Asianusa yakni asianusa.blogspot.com.


Berikut pernyataan lengkap Asianusa:


Sehubungan dengan telah diterbitkannya Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2013 pada tanggal 23 Mei 2013 tentang: "Barang Kena Pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor yang dikenai pajak penjualan atas barang mewah", dengan ini kami mengajukan keberatan atas isi dari Peraturan Pemerintah tersebut yang berpotensi mematikan industri otomotif nasional yang sedang dirintis oleh para anggota kami, khususnya yang terera pada: Pasal 2 Ayat 7b dan Pasal 3 ayat 1c.


Pasal 2 Ayat 7b:


(7) Kelompok Barang Kena Pajak yang tergolong mewah berupa kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah dengan tarif sebesar 60% (enam puluh persen), adalah:


b. kendaraan khusus yang dibuat untuk perjalanan di atas salju, di pantai, di gunung, dan kendaraan semacam itu.


Keberatan kami adalah:


Kami saat ini sedang merintis sebuah industri otomotif sejak tahun 2005 mulai tahap perancangan sampai kemudian tahun 2008 mulai prokdusi dan masuk ke pasar. Kendaraan Nasional ini kami beri merk: "FIN Komodo" Offroad Utility Vehicle yang membidik segmentasi pasar: perkebunan, kehutanan, pertambangan, proyek2, militer, rekreasi, SAR dll. Produk kami ini sudah terjual dan masuk ke pasar yang kami bidik sejak tahun 2008, dan sejak saat itu kami mulai melakukan ekspansi kapasitas produksi sesuai dengan permintaan pasar dan sampai saat ini kapasitas produsi kami sudah mencapai 10 Unit/Bulan.


Keberatan kami adalah, dengan keluarnya PP tersebut maka harga Fin Komodo yang semula adalah 77 Juta, setelah dikenai PPN-BM 60% maka harga Fin Komodo menjadi 123,2 Juta. Hal ini menjadi kendala bagi kami dalam memasarkan produk kami yang sudah masuk dan diterima pasar.


Pasal 3 ayat 1c1:


(1) Pajak Penjualan atas Barang Mewah atas Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yang termasuk dalam kelompok kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (8), dihitung dengan Dasar Pengenaan Pajak sebesar:


c. 0% (nol persen) dari Harga Jual untuk kendaraan bermotor yang termasuk program mobil hemat energi dan harga terjangkau, selain sedan atau station wagon, dengan persyaratan sebagai berikut:


1. motor bakar cetus api dengan kapasitas isi silinder sampai dengan 1.200 cc dan konsumsi bahan bakar minyak paling sedikit 20 kilometer per liter atau bahan bakar lain yang setara dengan itu; atau

Keberatan kami adalah:


Kami saat ini sudah mempunyai produk otomotif nasional yang yang siap produsi ber merk "Tawon" dan "GEA" yang semuanya berapasitas silinder 650 CC, kedua produk ini sudah masuk ke pasar sejak tahun 2009, sampai saat ini kami sudah siap produsi dengan kapasitas produksi terpasang 400-600 unit/bulan.


Keberatan Kami adalah, dengan keluarnya PP tersebut maka kami yang masih baru mulai memproduksi mobil nasional ini dibenturkan dengan pesaing2 merk asing karena dengan keluarnya PP tersebut maka PPN-BM untuk merk asing yang berapasitas silinder 0-12.00CC harganya akan menjadi murah dan diperkirakan akan menjadi 80-90juta. Dengan kisaran harga kami sebesar 40-70jt maka bisa dipastian bahwa segmentasi pasar yang akan kami bidik aan direbut oleh merk2 asing berkapasitas 0 - 1.200CC yang memanfaatkan PP tersebut dengan PPN-BM 0%.


Janji pemerintah lewat Kementrian Perindustrian pada saat itu sebelum terbit PP ini adalah akan ada "Program Mobil Murah Angkutan Pedesaan" yang akan mengatur dan melindungi produsen Asianusa pada kisaran kapasitas silinder 0-750cc (saat itu permintaan Asianusa 0-1.00CC), tetapi yang keluar saat ini justru dipukul rata dari 0-1.200cc sehingga merk asing bebas masuk ke pasar yang kami bidik di 0 - 100 cc.


Kendaraan Fin Komodo yang sebelumnya tidak ada aturan spesifik yang mengatur PPNBM, sekarang malahan dikenaan PPN-BM 60%, apa sebenarnya maksud dari PP tersebut ? Karena PP tersebut jelas-jelas akan membunuh embrio mobil nasional karya anak bangsa yang saat ini baru tumbuh dan berusia balita.


Mohon bantuan dan dukungan dari segenap Rakyat Indonesia, serta pejabat-pejabat terkait agar dapat mengklarifikasi pemasalahan kami tersebut. Beberapa pihak terkait sudah kami hubungi dan kami jelaskan duduk persoalannya.


Kami mohon doa dan dukungan kepada seluruh Bangsa Indonesia agar mimpi tentang keberadaan Mobil Nasional Karya Anak Bangsa di negeri sendiri yang sedang kami perjuangkan ini dapat TERWUJUD. Aamiin YRA.



readmore »»