Kenapa Datsun Baru Jual Mobil Tahun Depan?

Jakarta - Meski sudah menampakkan diri, dua model mobil murah milik Datsun ternyata baru akan mulai dijual tahun depan. Kenapa hal itu dilakukan?

Di sisi lain, melihat ketidakpastian kondisi, bisakah Datsun tetap menjual mobil mereka dengan harga dibawah Rp 100 juta saat dijual nanti?


Menanggapi pertanyaan itu, Global Head Datsun Vincent Cobee menjelaskan kalau fundamental ekonomi Indonesia sudah berpengalaman dihantam krisis. Dan karenanya, tidak akan ada perubahan kondisi yang signifikan dengan rencana Datsun melepas mobil dibawah harga Rp 100 juta.


"Kita luncurkan brand, infrastruktur dan kita butuh waktu agar konsumen dapat pelayanan terbaik. Saya mengerti kalau kompetitor kami sudah menjual barang dengan harga yang lebih tinggi, itu tidak masalah," ujarnya


Melihat kompetitor yang sudah menjual produk murahnya, Datsun pun menurut Cobee tidak terlalu khawatir karena disamping menang harga, kualitas mobil Datsun dan karakteristik kendaraan mereka menjadi kelebihan tersendiri yang membuat produk Datsun menjadi produk yang ditunggu konsumen.


"Kami lihat potensi Datsun dan model ini. Kami akan tetap menjaga harga sampai kami menjualnya tahun depan, tetap dibawah Rp 100 juta," katanya.


Seperti diketahui, hari ini Datsun memperkenalkan dua model mobil murah mereka sekaligus yakni sebuah MPV murah bernama Datsun GO+ yang pertama kali memulai debut dunia serta Datsun GO, sebuah hatchback yang dulu pernah diperlihatkan di India.


Untuk Datsun GO+, mobil ini memiliki kapasitas 7 penumpang yang digerakkan oleh mesin 1.2 liter dengan transmisi 5-speed. Mobil ini menawarkan efisiensi bahan bakar yang sempurna dengan jangkauan lebih dari 20 km/liter.


Sementara Datsun GO menawarkan fleksibilitas serta efisiensi bahan bakar. Baik Datsun GO+ maupun GO akan dilengkapi dengan fitur praktis pada mobil Datsun: Mobile Docking Station yang memberi kemudahan bagi pemilik untuk mengintegrasikan smartphone dan perangkat musik mereka dengan sistem audio mobil.


"Saat 98, saya ada di Filipina, saya melihat Indonesia di saat krisis dan melihat bagaimana dolar harganya naik signifikan, tapi, kita lihat juga Indonesia mampu bertahan lebih baik dibanding negara lain," ujarnya.