Pemerintah Tak Ingin RI Kebanjiran Impor Mobil, Makanya Ada LCGC

Jakarta - Pemerintah punya alasan kuat beri izin pengembangan program kendaraan bermotor roda empat yang hemat energi dan harga terjangkau (KBH2) atau low cost green car (LCGC) di dalam negeri. Salah satunya pemerintah tidak ingin Indonesia kebanjiran impor mobil dari negara-negara ASEAN.

Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa usai menghadiri sidang paripurna DPD di Gedung DPD RI Senayan, Jakarta, Selasa (19/11/2013).


"Kalau seandainya kita nggak melakukan ini. Indonesia nggak ambil ini. Maka ini, akan dikembangkan di negara ASEAN yang lain. Pada 2015 kita hadapi asean economic community. Kita menjadi pasar tunggal. Kita mau jadi basis industri. Maka keberadaan LCGC ini, harus," ucap Hatta.


Nantinya pengembangan mobil murah juga bakal mendorong pertumbuhan industri otomotif dan suku cadang otomotif di dalam negeri. Setelah industri di dalam negeri kuat, Indonesia siap menjadi negara pengekspor.


"Basis industri otomotif kita yang disesuaikan dengan road map penetrasi pasar ekspor. Nggak hanya memenuhi kebutuhan dalam dalam negeri. Kalau itu nggak ada. Kelas menengah kita yang meningkat dan memerlukan kendaraan. Dia akan membeli dari impor," jelasnya.


Selain dari sisi penguatan industri otomotif dalam negeri. Pemerintah juga tidak tinggal diam melihat tingginya pertumbuhan kendaraan pribadi yang berpotensi menimbulkan kemacetan. Hatta menjelaskan pemerintah telah dan terus mendukung program transportasi massal di daerah-daerah. Seperti moda MRT, bus, KRL hingga monorel.


"Pemerintah untuk angkutan massal dan intermoda yang cepat tetap berjalan. Tadi saya sebutkan bagaimana pemerintah berikan bantuan MRT, Commuter Jabodetabek Circle line, monorel. Semua itu supaya pemeritah pusat membantu mengembangkan sistem transportasi massal yang murah dan cepat. Prioritas awal di 6 wilayah. Itu secara konsisten kita jalankan," tegasnya.