'Mobil Murah Tak Perlu Dibatasi'

Jakarta - Gempuran mobil murah dibawah payung program Low Cost and Green Car menuai kontroversi. Ada yang menentang hal itu karena dianggap akan menambah kemacetan.

Namun Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo yang juga penggiat otomotif ini mengatakan ada banyak manfaat dari mobil murah.


Masalah kemacetan menurut Roy adalah masalah lambatnya pembangunan jalan untuk mengimbangi laju pertumbuhan populasi mobil yang ada di Indonesia. Lepas dari itu, ada banyak hal bagus dari program ini.


Salah satunya adalah terbukanya lapangan kerja dan tumbuhnya industri otomotif yang ada. "Biarkan saja. Tidak perlu dibatasi. Ini kan membuka lapangan kerja, menumbuhkan ekonomi," ujarnya di Jakarta beberapa waktu lalu.


"Lebih lagi, ini kan pajak. Karena tiap pemilik mobil kan harus bayar pajak tiap tahunnya. Makin banyak mobil, makin banyak pajak. Toh orang yang punya dua mobil, misalnya, kan tidak bisa pakai dua mobil sekaligus. Dia hanya bisa pakai satu. Nah yang satu kan tidak digunakan, padahal dia tetap bayar pajak untuk mobil itu," papar Roy.


Dia lalu mendorong pihak-pihak terkait untuk menambah jumlah jalan. Jalan layang menurutnya adalah solusi mengingat lahan yang ada di Jakarta sudah sedikit sambil terus membangun berbagai fasilitas lain di kota-kota satelit.


Pria yang bernama lengkap Kanjeng Raden Mas Tumenggung Roy Suryo Notodiprojo ini juga mendorong agar standar bahan bakar dinaikkan sehingga lingkungan menjadi lebih bersih dibanding sekarang.


"Tidak usah dibatasi. Saya pribadi kurang setuju dengan pajak progresif karena itu mendorong masyarakat untuk tidak jujur karena mendaftarkan mobil miliknya atas nama orang lain," ujar pria kelahiran 18 Juli 1968 tersebut.


"Itu nantinya akan menimbulkan masalah. Misalnya saja kan ada rencana untuk tilang otomatis. Jadi nanti kalau ada yang melanggar lalu lintas di lampu merah akan difoto, nah foto itu kan melihat pelat nomornya. Kalau dicek pelat nomornya atas nama siapa, padahal punya siapa, ini kan bikin ribet," paparnya lagi.


"Saya lebih setuju kalau transportasi massal dibenahi. Juga diberlakukan zona-zona tertentu untuk kendaraan," lugasnya.