Tak Ada Nama Hendropriyono di Akta PT Adiperkasa Citra Lestari

Jakarta - PT Adiperkasa Citra Lestari telah menandatangani nota kesepahaman dengan Proton Holding Bhd Malaysia untuk melakukan studi kelayakan pengembangan mobil nasional Indonesia.

Hendro yang dalam perjanjian kerja sama itu didapuk sebagai Chief Executive Officer PT Adiperkasa, ternyata namanya malah tak tercantum dalam akta pendirian perseroan.


Dari dokumen yang diperoleh detikOto, Rabu (11/2/2015), menunjukkan, akta pendirian perusahaan itu pertama kali dibuat pada 31 Januari 2012.


Akta tersebut dibuat dan disampaikan ke Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum (AHU) Kementerian Hukum dan HAM.


Pada 8 Juli 2013, perseroan melayangkan pemberitahuan perubahan data perseroan kepada Ditjen AHU Kemenkum HAM. Tapi di akta baru yang disahkan pada 22 Juli 2013 tersebut tidak terdapat nama mantan Kepala Badan Intelijen Negara, Abdullah Mahmud Hendropriyono, baik sebagai presiden direktur, komisaris, maupun direktur perusahaan.


“Itu fakta dasar. Ya kalau dalam perjalanannya kemudian yang bersangkutan diangkat sebagai Chief Executive Officer, atau jabatan lain bisa saja. Tetapi, tentunya ada pemberitahuan perubahan data perseroan,” tutur sumber detikOto di Kemenkum HAM.


Hanya, sumber itu enggan untuk menjelaskan apakah perubahan akta baru telah dibuat dan disahkan. Menurutnya, tak ada batasan bagi sebuah perusahaan untuk membuat perubahan data. "Tidak ada aturan apapun yang membatasi. Itu hak sepenuhnya perusahaan," ucapnya.


Kemudian bisa saja nama Hendroproyono tidak masuk jajaran direksi perusahaan kalau menjadi pemilik dari perusahaan tersebut.


detikcom sendiri belum berhasil mengonfirmasi Hendropriyono terkait hal ini. Dia sempat mengangkat telepon namun meminta detikcom untuk menghubungi komisaris perusahaan Edi Yosfi. Edi juga tidak mengangkat telepon atau menjawab sms yang dilayangkan.


Dalam pernyataannya beberapa waktu lalu, yang dirilis di situs Proton, Hendro menegaskan kerja sama dengan Proton merupakan perkembangan besar bagi industri otomotif Indonesia di mana kolaborasi akan menawarkan kesempatan kerja yang lebih banyak bagi masyarakat Indonesia.


"Kami sangat senang bisa bekerja sama dengan Proton dan Malaysia dalam proyek ini. Dengan keahlian yang dimiliki Proton dan budaya yang sama, kami yakin bahwa Proton dapat membantu melatih dan mengembangkan tenaga kerja untuk industri otomotif kami. Kolaborasi ini ketika terwujud tidak hanya akan memacu industri otomotif Indonesia lebih tetapi juga memperluas pengetahuan dan kemampuan kami, "katanya.


Dengan kolaborasi yang potensial, kedua perusahaan akan menghasilkan studi kelayakan pada operasi dan bisnis otomotif. Hendropriyono pun meyakini bisa membuka lapangan kerja sebanyak 6.000 orang untuk proyek mobil nasional ini.


“Saya cs menggandeng Proton, untuk kerja sama dalam R&D dan teknik. Atas dasar itu, akan lebih efisien bagi kita dalam membangun infrastruktur beserta gelar after sales dan networking-nya. Kerja sama ini sifatnya B to B (business to business). Kami swasta, Proton juga kini swasta,” tegas Hendro di situs Setkab.go.id



Redaksi: redaksi[at]detikoto.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com