Sebelum Jualan di Indonesia, Proton Sempat Minta Saran Subronto Laras

Jakarta - Sebelum masuk ke Indonesia, pabrikan asal Malaysia, Proton Holdings Berhad ternyata mendekati salah satu bos Indomobil, Subronto Laras.

Jauh sebelum isu kerja sama PT Adiperkasa Citra Lestari dengan Proton untuk membuat mobil nasional (mobnas) Indonesia, Komisaris PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) Subronto Laras pernah diajak berdiskusi dengan petinggi Proton.


Subronto pun hanya bisa memberikan beberapa saran untuk mempertimbangkan masuknya Proton ke Indonesia.


"Kebetulan beberapa saat lalu saya diundang Pak Mahathir (mantan PM Malaysia yang kini menjadi Chairman Proton, Mahathir Mohamad), kita ada dialog di situ. Mereka presentasi kekuatan Proton. Pada saat itu dia mencoba berdialog sama saya bisa enggak masuk Indonesia," kata Subronto usai acara Grand Opening Diler mobil Suzuki Indomobil Multi Trada di Karawaci, Tangerang, Kamis (12/2/2015).


Namun, peta persaingan mobil jenis sedan yang dimasukkan oleh Proton itu dinilai tidak mendukung. "Sama-sama kita ketahui sekarang penjualannya Proton sekarang udah di bawah 20 persen,” ujarnya.


Subronto menilai, mobil sedan yang saat itu direncanakan akan dijajakan Proton di Indonesia tidak bisa masuk ke dalam peta persaingan di Indonesia karena memiliki pajak yang cukup tinggi. Seharusnya yang masuk ke Indonesia itu adalah mobil jenis Low MPV (Multi Purpose Vehicle) yang sekarang laris manis.


"Sedan itu cuma 2 persen market share-nya. Lalu ada truk sama pikap dan kini LCGC, tiga itu aja kira-kira menguasai 90 sekian persen," tutur Subronto.


"Pasar yang gede di sini adalah low MPV (Multi Purpose Vehicle) yang sekarang ini menguasai pasar. Coba deh bikin kayak gitu. Jadi tinggal masuk kemari. Tapi pas waktu diskusi itu belum bicara mobnas," lanjutnya.


Saat itu, Subronto mempersilakan Proton untuk masuk ke Indonesia. Hanya saja, kala itu Subronto menyarankan karena sedan itu memiliki Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) yang tinggi.


"Saya bilang kalau mau masuk sih ya bebas. Saya sebatas saran. Sedan itu kan enggak murah. Karena sedan itu kena PPnBM 30 persen. Itu bedanya sama yang 4x2 kalau mobil penumpang, Low MPV 1.500 cc kan cuma 10 persen. Jadi perbedaaan 20 persen itu penting," tuturnya.


Proton sediri akhirnya masuk ke Indonesia pada tahun 2002, namun beroperasi penuh pada 2007. Titik keemasan Proton diraih ketika mereka merilis mobil MPV Exora yang sekarang menjadi tulang punggung penjualan sejak diluncurka tahun 2009.



Redaksi: redaksi[at]detikoto.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com