Ini Reaksi Pabrikan Soal Rencana Modifikasi Lubang Tangki Mobil Murah

Jakarta - Penggunaan BBM bersubsidi oleh pemilik mobil-mobil LCGC (Low Cost and Green Car) membuat pemerintah senewen. Mobil yang tadinya seharusnya menggunakan BBM non subsidi seperti Pertamax dan kawan-kawan, eh malah diisi dengan Premium.

Pemerintah pun menyiapkan jurus baru dengan berencana mengatur perangkat nozzle di SPBU dan lubang pengisian bensin di mobil murah yang diperkecil. Apa reaksi pabrikan?


"Pemerintah mematok ukuran nozzle untuk mobil tertentu seperti mobil LCGC dan Datsun sudah melakukan hal itu. Kita enggak ada masalah dengan rencana pemerintah tersebut," kata Sales President Product Planning, After Sales, Dealer, Development and Customer Satisfaction PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Teddy Irawan kepada detikOto, Jumat (9/5/2014).


Dia mengatakan, dari seluruh produk LCGC Datsun yang akan dipasarkan di Indonesia akan menggunakan lubang tangki BBM sesuai anjuran pemerintah. Hanya saja pihak NMI masih menunggu aturan itu berlaku.


Dijelaskan Teddy, NMI tidak ambil pusing dengan rencana perubahan tangki BBM yang lebih kecil, sehingga mobil Datsun sudah bisa menghindari konsumen yang hendak beli BBM bersubsidi.


"Itu cuma perlu waktu untuk modifikasi, dan pasti ada biaya. Biaya tergantung masing-masing produsen. ini balik ke seperti dulu, nozzle yang berbentuk pipa diperkecil kayak dulu lagi," urai Teddy.


Hal senada disampaikan General Manager Technical Service Division PT Toyota-Astra Motor (TAM) Dadi Hendriadi. Kepada detikOto, Dadi menuturkan Toyota akan mengikuti saja kebijakan pemerintah. "Kita sih akan mengikuti saja," ujarnya.


Namun yang patut dicermati adalah perilaku masyarakat Indonesia yang sudah 'pintar'. Mereka bisa saja mencari cara dan memodifikasi kendaraan agar tetap bisa mengisi bensin dengan Premium.


Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) MS Hidayat sudah memanggil pihak Pertamina dan produsen mobil di kantornya.


Hidayat melakukan rapat tertutup bersama Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan, dan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Sudirman MR membahas rencana mengatur perangkat nozzle di SPBU dan lubang pengisian bensin di mobil murah.


Hidayat mengatakan pihak Pertamina ataupun Gaikindo sebagai produsen mobil siap melakukan aturan ini. Hanya saja membutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk merealisasikannya di lapangan.


"Butuh waktu 3 bulan (untuk menjalankan), Bu Karen juga mau bertemu dengan Hiswana Migas juga, karena SPBU bukan semuanya punya Pertamina. Jadi pada prinsipnya oke semua," kata Hidayat ditemui di kantornya, Jl Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (17/4/2014).


Dari sisi produsen, mobil yang akan atau yang sedang diproduksi, lubang pengisian bahan bakarnya akan dibuat lebih kecil dan disesuaikan dengan nozzle khusus BBM non subsidi di SPBU yang juga akan disesuaikan. Tujuannya ketika aturan ini berlaku, pengendara mobil murah tak bisa mengisi BBM subsidi di SPBU karena nozzle tak muat dengan lubang pengisian BBM.


"Pertamina juga ada beberapa nozzle-nya kecil. Sekarang sedang mau mapping dulu. Kami dari produsen kami siap untuk nozzle-nya dikecilkan mengikuti nozzle yang Pertamina," kata Sudirman.


Produsen mengaku modifikasi akan dilakukan untuk mobil-mobil yang tengah atau sedang diproduksi. Perihal mobil yang sudah beredar di jalan dan sudah dipakai masyarakat, Sudirman mengatakan tidak akan ditarik kembali untuk dimodifikasi.


"Kalau yang sudah LCGC yang kecil itu ya terus saja," tambahnya.


Sudirman juga mengatakan hal senada dengan Hidayat. Menurutnya butuh waktu 3 bulan untuk memodifikasi dan memproduksi lubang pengisian BBM pada mobil LCGC. Begitu juga dengan Pertamina dan SPBU lain yang akan menginventarisasi SPBU yang nozzle-nya akan diubah menjadi lebih kecil.


"Nanti kementerian perindustrian mengeluarkannya kami ikut. Itu harus sesuai dengna nozzle yang dikeluarkan Pertamina. Nanti kalau SK sudah keluar semua merek kan harus mengikuti," tutupnya.