Touring Zero Accident

Jakarta - Memulai perjalanan dari kantor detik.com, 9 finalis #YamahaRoadWarriors bergerak menuju Surabaya. Keberangkatan kami diiringi oleh curah hujan yang tak henti sampai pemberhentian kami yang pertama yaitu di rumah makan Bumi Na Aki, Puncak.

Dalam perjalanan kami mengalami kemacetan lalu lintas serta jalan yang berliku di daerah Sentul Bukit Pelangi dan Puncak.


Setelah cukup istirahat dan makan kami melanjutkan perjalanan menuju Bandung. 'Bandung I'm coming'.


Tiba di Bandung kami dijemput oleh YRFI atau Komunitas Yamaha Bandung untuk diantar menuju diler utama Yamaha. Di Main Dealer Yamaha Bandung disediakan service gratis oleh team bengkel yamaha serta jamuan snack.


Pukul 22.15 WIB kami tiba di Hotel Ibis Trans Studio Bandung untuk beristirahat.


Setelah makan pagi di hotel kami bersiap melanjutkan perjalan hari ke dua menuju Purwokerto, berangkat dari hotel jam 9.00 pagi, Team YRFI Bandung mengiringi dan melepas kami kami sampai di luar kota Bandung Cibiru, Dalam perjalanan kami foto-foto di Tugu Perbatasan Jawa Barat dan


Jawa Tengah yaitu daerah Banjar, makan di rumah makan setempat yaitu di daerah Wangon, sambel cobek dadakan. Mantab Bro!


Tiba di Purwokerto kami disambut oleh Komunitas Yamaha YRFI, bersenda gurau melepas lelah sesaat, kemudian kami singgah ke Main Dealer Yamaha Purwokerto yang juga menyediakan service gratis dan sanck, setelah itu kami menuju Hotel Santika Purwokerto untuk istirahat.


Perjalanan menuju Solo, menempuh jarak sekitar 250 KM, jalur yang kami tempuh adalah jalur tengah melewati Purbalingga, lalu ke dataran tinggi Dieng.


Dalam perjalanan menuju Dieng kami disuguhkan panorama alam yang sangat indah berupa hamparan sawah di kaki gunung, jalan meliuk liuk menurun dan mendaki yang membuat kami ingin kembali lagi, hingga akhirnya tiba lah kami di dataran tinggi Dieng dan kami mengunjungi komplek Candi Arjuna.


Setibanya di komplek Candi Arjuna kami disediakan kentang goreng dan minuman khas dari dataran tinggi Dieng yaitu Purwaceng yang berasal dari tumbuhan sejenis tumbuhan ginseng, namun tumbuhan Purwaceng ini hanya tumbuh di dataran tinggi Dieng sejak dahulu, konon diceritakan oleh penduduk setempat tumbuhan ini pernah dibawa dan ditanam oleh wisatawan dari luar daerah namun tidak bisa tumbuh atau tidak berhasil.


Seperti juga halnya di dataran tinggi Dieng terkenal dengan anak rambut gembel, disebut Gembel karena jenis rambut yang menyerupai gelandangan yang tidak pernah mencuci rambutnya, anehnya anak rambut gembel ini hanya bisa tumbuh alami di dataran tinggi Dieng.


Menurut cerita Gembel sudah ada sejak jaman Kyai Kolodete dan Nini Roro Ronce yang merupakan leluhur Dataran Tinggi Dieng, Gembel dianggap sebagai bala atau malapetaka untuk itu setiap tahun dibuat ritual pencukuran rambut gembel sebagai simbol penolak bala.


Setelah kami puas berpose dan berfoto ria di komplek Candi Arjuna kami melanjutkan perjalanan melewati Wonosobo, melalui jalan turunan yang curam, jalan mendaki serta diselimuti kabut tebal, kami singgah di warung kopi perbatasan Wonosobo.


Di sana kami merasakan masakan khas Wonosobo yaitu Mie Ongklok adalah mie yang dimasak dengan kuah yang dicampur tepung sehingga kuahnya kental lalu dihidangkan dengan 2 tusuk sate sapi rasanya pedas manis dan maknyuuss..


Lalu Night rider melewati jalan alternatif melewati pegunungan dan hutan di wilayah Temanggung, Kopeng, Boyolali maka tibalah kami di Kota Solo pukul 23.00 WIB, langsung menuju hotel Ibis Solo untuk istirahat.


Hari ke empat perjalanan menuju Surabaya yang merupakan tujuan akhir perjalanan kami. Berangkat dari kota Solo pukul 09.00 pagi melalui Sragen.


Karena hari ini adalah hari Jumat dimana seluruh umat muslim melaksanakan salat Jumat, maka kami pun tidak ketinggalan, di Masjid

Kauman Sragen kami melaksanakan ibadah salat jumat. Biker Religious.


Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan singgah di Main Dealer Yamaha Ngawi, disana kami disambut oleh komunitas YRFI Ngawi dan sekitarnya, kemudian melanjutkan perjalanan menuju Surabaya.


Dalam perjalanan tidak ada hambatan apapun maka tibalah kami di Surabaya pukul 23.00 WIB langsung menuju Hotel Midtown Surabaya.


Pagi harinya kami bersama dengan Yamaha Riders Surabaya mengunjungi Tugu Pahlawan Surabaya, panas teriknya matahari tidak menghalangi kami untuk mengabadikan Monumen, prasati serta museum yang merupakan catatan sejarah perjuangan Arek Suroboyo dalam perang melawan tentara Sekutu pada tanggal 10 November 1945.


Dalam pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini

kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan Repubik Indonesia hingga sekarang.


Kemudian kami menuju Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Jawa dengan Pulau Madura, setelah itu kunjungan ke Main Dealer Yamaha Surabaya, ramah tamah, dilanjutkan pada acara puncak di Cafe, Donor Darah dan Hiburan, disini 9 finalis dihibur oleh Mc yang profesional, live music dan berjoget Caisar bersama.


Kesan saya selama perjalanan ini memang 9 finalis baru bertemu satu sama lain akan tetapi dalam waktu yang relatif singkat kami bisa menciptakan kekompakan, keharmonisan, serta rasa kekeluargaan yang sangat terasa pada saat kami ingin kembali ke Jakarta dan berpisah.


Dalam melakukan touring , kami sangat memperhatikan dan menghormati satu sama lainnya sehingga formasi motor mulai dari Jakarta sampai dengan Surabaya tidak berubah. Program #YamahaRoadWarriors ini mengusung tema Hari Pahlawan, dan kami bukanlah pahlawan rakyat Indonesia, tapi kami adalah pahlawan pada diri kami sendiri yang mana kami telah berhasil menaklukan emosi, rasa kantuk yang luar biasa, lelah letih terbayar sudah dengan kemenangan kami tiba di Surabaya dengan selamat, Zero Accident!




Redaksi: redaksi[at]detikoto.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com