Arti Pahlawan di Mata Peserta Road Warriors

Jakarta - 20 November 2013, tepat pukul 17.30 WIB, sebuah e-mail masuk yang menyatakan bahwa saya terpilih menjadi salah satu finalis peserta #YamahaRoadWarriors (acara yang diselenggarakan oleh Yamaha, detikOto dan myTRANS untuk mengenang jasa para pahlawan).

Jujur saat itu saya merasa senang karena saya yakin akan ada banyak peserta yang lain yang juga ingin mengikuti acara ini.


25 November 2013


Ke-10 finalis dipertemukan pertama kalinya secara bersama-sama H-1 sebelum keberangkatan,kami di briefing mengenai rute tujuan, dan lain-lain.


26 November 2013


Ke-9 Finalis ( 1 peserta mengundurkan diri) berkumpul di halaman kantor detikcom sebelum kami berangkat hujan sudah mengguyur kami.


Saya menganggap hujan ini adalah lambang keberkahan, semoga perjalanan kami diberkahi dan diberikan kelancaran tanpa hambatan apapun, amin.


Memasuki wilayah puncak kami makan siang, selesai makan siang kami melanjutkan kembali perjalanan ke Bandung. Tiba di kota Bandung kami disambut oleh rekan-rekan dari YRFI Bandung, Xeoner, dll,


Bicara soal Bandung tentu kami diingatkan akan peristiwa 24 Maret 1946 "Bandung Lautan Api" dimana kita bisa belajar tentang "pengorbanan" bayangkan tak kurang dari 200.000 penduduk Bandung rela membumi hanguskan tempat tinggal mereka.


Merelakan rumah dan harta benda mereka agar penjajah tidak dapat menggunakannya lagi (menduduki kota Bandung).


Di Bandung pun banyak gedung-gedung bersejarah seperti Gedung Dinar, di Braga (kini menjadi Gedung Bank Jabar) yang tentunya mengingatkan kita akan peristiwa perobekan bendera Belanda menjadi Merah Putih yang dilakukan oleh pemuda bernama Muhammad Endang Karmas yang dibantu oleh Muljono.


Waktu menunjukkan pukul 22.00 WIB kami beristirahat di hotel Ibis, walau akhirnya 01.00 dini hari ada kejadian yang mengganggu istirahat saya, tapi semua itu tidak menghentikan langkahku untuk melanjutkan perjalanan esok hari menuju Purwokerto.


27 November 2013


Meninggalkan kota Bandung, berangkat menuju Purwokerto di perbatasan Banjar kami melihat monumen yang berisikan 'Siliwangi adalah Rakyat Jawa Barat Rakyat Jawa Barat adalah Siliwangi'.


Ya rakyat jawa barat tidak bisa dipisahkan dengan sosok Siliwangi, raja yang begitu dielu-elukan rakyat Jawa Barat.


Next kita lanjutin perjalanan lagi ke Banyumas memasuki kawasan hutan wilayah Banyumas fisik kami mulai diuji, jalan gelap berliku dan kami harus menjaga konsentrasi yang tinggi karena selain lubang dan jalan berliku kami juga harus menghadapi truk-truk besar.


Di Purwokerto kami disambut hangat oleh klub Yamaha Purwokerto, berasa jadi artis begitu banyak yang minta foto bareng hehehe.


Bicara soal Purwokerto tentu kita diingatkan kembali pada sosok para Jenderal Pahlawan Revolusi, seperti Letjen Anumerta S Parman, Letjen Anumerta Suprapto, dll.


Dan bicara soal Pahlawan Revolusi tentu tak lepas dari peristiwa G30SPKI. Bangga ya pasti warga Purwokerto, lahir di kota para Jenderal.


28 November 2013


Terima kasih Hotel Santika Purwokerto, tidur kami nyenyak sekali sekarang kami siap melanjutkan perjalanan kami menuju kota solo.


Sebelum memasuki Kota Solo kami diajak berwisata sejarah dan kuliner di kawasan Kota Dieng, Wonosobo. Di sini selain menikmati pemandangan di kawasan candi arjuna saya juga mencicipi kentang dieng, mie ongklok, jamur, sayang ngga' mencicipi minuman khas dieng 'Purwaceng" yang katanya bisa bikin..hehehe.


Pukul 16:00 kami meninggalkan Kota Dieng menuju Solo, tapi ups motor saya ada sedikit trouble, aki tekor karena saya selalu menyalakan HID.


Akhirnya saya memutuskan mengganti dengan lampu standar dan lampu HID dipindahkan ke motor salah satu finalis (Bro Eko) agar lampu HID yang berwarna kuning itu bisa tetap berguna walau tidak harus di motor saya sendiri.


Turun dari Dieng kabut pun turun, oke cuma lampu HID di motor Bro Eko yang berhasil menembus kabut sementara yang lain termasuk saya tidak.


Kami pun memutuskan berhenti, sampai kabut hilang. Setelah berhaha hihi kami melanjutkan perjalanan dan saya berkata dalam hati, 'Ya Allah mata aku kan indah banget (minus 3 tanpa kacamata) lampu minim'


Kita menyusuri jalanan semi offroad yang saya sendiri belum pernah melewatinya, entahlah itu jalur ada di peta atau tidak, sepanjang jalan hanya rimbunan pohon bambu, jalanan berlubang, berbatu, dan yang pasti 2 kali hampir out untung Bro Eko, Bro Ali, Pak Andin sadar akan kekurangan saya dan terbantulah saya sampai keluar dari "negeri antah brantah".


Tak terasa waktu menunjukkan pukul 23.45 WIB perjalanan panjang,m enuju kota solo yang cukup melelahkan tapi ingin mengulanginya lagi.


29 November 2013


Solo, kota yang kaya akan budaya, mulai dari Keraton Solo, situs prasejarah Sangiran, serta candi-candi yang tersebar di kawasan Solo, tidak lupa tentunya batik Solo.


waktu menunjukkan pukul 11.00 WIB kami bergegas meninggalkan kota Solo menuju Surabaya.


Di perjalanan memasuki Kota Sragen para peserta pria melakukan ibadah salat Jumat. Kebetulan rumah Budhe berada tidak jauh dari masjid sementara para pria melaksanakan salat jumat saya pun mampir mengunjungi rumah budhe (kesempatan emas dan sangat kebetulan ini yang dinamakan jumat berkah).


Flu mulai menyerang dan terus menyerang saat memutuskan meminum obat lagi ada risiko yang harus saya ambil (ngantuk) dan saya sadar itu tidak baik.


Memasuki kota Ngawi efek ngantuk mulai terasa, sayapun memanfaatkan untuk sejenak beristirahat di main diler Yamaha di Ngawi,cukup membuat saya sedikit lebih baik.


Memasuki kota Nganjuk ngantuk kembali menyerang, saya pun memutuskan untuk beristirahat sejenak di warung kopi ditemani peserta yang paling senior (Pak Andin) kami pun bercerita-cerita tukar pikiran soal cara berkendara yang aman dengan Yamaha Scorpio sambil menikmati secangkir kopi hitam.


Kopi habis kami pun melanjutkan perjalanan menyusul rombongan yang berhenti tak jauh dari warung kopi, lanjut Surabaya bro.


Jam di tangan menunjukkan pukul 23.20. Wow akhirnya kami sampai di kota Pahlawan, tapi sekarang waktunya tidur besok baru kita lanjutkan kembali perjalanan


30 November 2013


'Surabaya, Surabaya oh surabaya' pagi hari kami diajak berkeliling Kota Surabaya yang saat itu panasnya luar biasa, tak lupa kami mengunjungi Museum Tugu Pahlawan.


Semua sejarah terukir disini mulai dari miniatur peristiwa 10 November 1945 semboyan "Merdeka atau Mati", benda-benda bersejarah seperti bambu runcing (senjata tradisional yang digunakan rakyat Indonesia untuk melawan penjajah), senapan rampasan dari pihak penjajah, sampai barang-barang peninggalan Bung Tomo.


Betapa berharganya perjalanan #YamahaRoadWarriors ini karena sebelumnya saya pribadi sebagai lady bikers saya touring hanya sekedar touring, ataupun sekedar sosialisasi safety riding tapi ini kami semua diajak untuk mengenang para pahlawan.


Rasa sedih begitu saja meledak ketika kami harus pulang ke Jakarta, karena kami yang awalnya tidak saling kenal menjadi satu keluarga kecil, terima kasih Yamaha Indonesia, detikoto, Mytrans telah mempertemukan kami dan membuat kami lebih mengenal para pahlawan kami yang mungkin saja terlupakan oleh kami, karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenang pahlawannya. Mari lanjutkan perjuangan!


Buat saya semua peserta yang terpilih menjadi #YamahaRoadWarriors adalah para pahlawan yang terpilih:


Pak Andin : Ayah, panutan, bisa diibaratkan beliau adalah jenderal di antara kami semua


Bro Deni : Menurut saya beliau adalah pahlawan rumah tangga, yang berjuang menghidupi 2 anak kembarnya yang lucu-lucu


Bro Naufal : Abang None yang tentunya berjuang mempertahankan budaya Betawi


Bro Ali : Pengorbanannya dari Lampung menuju Jakarta itu juga sifat pahlawan yang patut diacungi jempol


Pak Osep : Guru yang sudah pasti merupakan pahlawan tanpa tanda jasa


Bro Eko : Sifatnya yang cekatan dan suka membantu sesama, merupakan sifat dasar seorang pahlawan


Sis Aji : Srikandi yang berkutat di dunia otomotif


Sis Nindy : Srikandi, pegawai PNS pahlawan keluarga, bela-belain ambil cuti cuma buat #YamahaRoadWarrior "salute"


*dan saya sendiri Ririn : Saat ini bersama wadah saya Horsepower Indonesia aktif bersama GEMAPETA(Gerakan Pemuda Pembela Tanah Air) BNN, GMDM berjuang mensosialisasikan safety riding demi keselamatan nyama pengendara roda 2, dan juga berjuang memerangi Narkoba!



Redaksi: redaksi[at]detikoto.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com