Ini Pengakuan Siswa yang Nekat Kendarai Motor

Jakarta - Fenomena yang membuat hati teriris kerap kita temui di jalanan. Salah satunya banyak siswa di bawah umur yang nekat memilih mengendarai motor, meski secara tidak sadar bisa membahayakan dirinya.

Dari puluhan hingga ribuan anak dibawah umur yang mengendarai motor untuk beraktivitas, jelas memiliki alasan yang berbeda-beda. Salah satunya siswa SMK di Depok, M Alvi yang memilih menggunakan sepeda motor meski dirinya tahu bahwa mengendarai motor itu sangat berbahaya. Alvi masih berusia 15 tahun.


"Iya tahu kalau belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) tidak boleh naik motor (menggunakan sepeda motor untuk beraktifitas-Red). Soalnya dari rumah tidak ada angkot, kalau mau naik angkot jauh jalannya," kata Alvi.


Selanjutnya Alvi yang telah bisa mengendarai sepeda motor dari SMP kelas 1 ini juga menuturkan, dirinya sering mengantarkan orangtua untuk keperluan orang tuanya.


"Alasan naik motor, buat pergi ke sekolah. Sama anterin orangtua pergi belanja ke supermarket. Selain itu enakan naik motor, karena lebih cepat dibandingkan dengan naik angkot," ujarnya.


Lalu apakah tidak takut tidak memiliki SIM mengendarai sepeda motor? "Tahu naik motor itu sangat berbahaya, bisa terjatuh, atau ditilang polisi, dan lain-lain. Tapi kayanya banyak teman-teman yang tidak memiliki SIM juga," katanya.


Terakhir dirinya juga menuturkan, selama ini para guru di sekolah dirinya tidak pernah mempermasalahkan jika dirinya mengendarai sepeda motor. Waduh..


Padahal seperti pengakuan Otolovers, Tubagus Maha Putra, bisa mengendarai belum tentu bisa mengendalikan kendaraan. Di jalan raya selain waspada dari kendaraan orang lain, kita juga harus waspada dengan kendaraan sendiri agar tidak merugikan pengguna jalan yang lain.


"Saya sendiri beberapa kali hampir ditabrak dari belakang saat mau berhenti di depan rumah. Saya perhatikan mereka masih menggunakan seragam putih biru, masih SMP. Celakanya saat hampir menabrak saya itu, mereka lagi asyik membaca gadget yang mereka bawa, entah itu balas BBM atau lagi sibuk dengan media sosial lainnya. Semenjak saat itu saya ganti klakson kendaraan yang suaranya lumayan mengagetkan. Minimal membuat pengendara seperti itu kaget dan menyadari ada kendaraan lain," ujarnya.


Dia pun hanya bisa berharap aturan lalu lintas benar-benar ditegakka. Apapun alasannya. Agar ketenangan pengguna jalan raya yang sudah mematuhi aturan tidak diabaikan.


"Bisa disurvei rata-rata pelanggaran di jalan raya banyak dilakukan oleh anak anak ABG seperti SMP, sudah tidak memiliki SIM tidak memakai helm, sambil pegang handphone dan melanggar marka jalan," ujarnya.