LCGC Tak Ganggu KIA

Serang - Pasar mobil kecil di Indonesia tersentak setelah kelahiran program Low Cost and Green Car (LCGC). Namun, KIA mengaku kalau LCGC tidak mengganggu mereka.

Seperti diketahui sebelum adanya program LCGC, segmen city car menjadi tambang emas KIA lewat kedigdayaan Picanto. Setelah program LCGC itu hadir, penjualan Picanto sedikit meredup.


Hal itu bisa terlihat. Jika tahun 2013, Picanto bisa mencatat angka penjualan sampai 700 unit per bulan, maka sejak ada kemunculan LCGC, pasar Picanto makin menciut. Di bulan April lalu saja hanya ada 346 unit mobil yang terjual.


Sebagai 'balasan' KIA merilis Picanto termurah yang berbeda dari Picanto sebelumnya, yakni Morning, dengan mesin yang lebih kecil yakni 1.000 cc dengan harga Rp 128 juta.


Penjualan mobil ini cukup bagus. Dalam 2 minggu saja ada 150 unit Morning yang terjual dengan target 2.000 unit hingga akhir tahun nanti.


Namun KIA patut waspada. Sebab meski Morning hanya membutuhkan 1 liter bahan bakar untuk berjalan sejauh 18,57 km alias 18,57 km/liter, harganya masih di atas mobil-mobil LCGC.


Lihat saja Toyota yang membanderol Agya mulai Rp 100,35 juta sampai Rp 121,25 juta. Daihatsu merupakan LCGC termurah menjual Ayla dengan harga Rp 76,5 juta sampai Rp 114,150 juta, sedangkan Datsun GO+ dijual seharga mulai Rp 85 juta sampai Rp 102,9 juta.


Honda membanderol Brio Satya-nya mulai Rp 106,6 juta sampai Rp 117,6 juta.


Padahal, bila dibebaskan pajak barang mewah atau PPnBM sebesar 10 persen, maka harga KIA Morning akan mirip dengan mobil LCGC.


"Adanya LCGC tidak menggangu segmen city car karena segmennya berbeda. Dari awal LCGC keluar saya kan sudah bilang saya, ini tidak mengganggu," kata Direktur Pemasaran PT KIA Mobil Indonesia Hartanto Sukmono di sela-sela test drive KIA Morning di Anyer, Serang, Banten.


"Kenapa? Karena pembelinya LCGC dan city car berbeda, Nah, Morning itu city car untuk pemula, jadi tidak terganggu," lugas Hartanto.