Bos Toyota Kurang Sreg Agya Cs Disebut Mobil Murah

Jakarta - Mobil-mobil yang masuk program Low Cost and Green Car (LCGC) sering disebut berbagai kalangan sebagai mobil murah. Namun pabrikan sendiri merasa kurang pas dengan sebutan itu.

"Aku enggak suka istilah murah. Aku sukanya affordable car. Yang terjangkau menurut aku itu," ujar Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM), Johnny Darmawan di Jakarta.


Menurutnya, Toyota Agya dan teman-temannya bukan mobil yang selama ini disebut-sebut minim kualitas oleh sejumlah masyarakat.


Dan sebaliknya, program LCGC ini memberikan kesempatan bagi masyarakat Indonesia khususnya kalangan menengah beralih dari motor ke kendaraan roda empat.


"Kalau benar murah itu Rp 20-30 juta. Cheap quality (kualitas murah). Ini affordable car," tutur Johnny membayangkan Toyota Agya.


Toyota Agya lanjut Johnny sejak diluncurkan di Indonesia satu bulan lalu mendapat respons yang baik dari masyarakat Indonesia. Sampai dengan pertengahan Agustus 2013, penjualan Toyota Agya tembus 18 ribu unit.


"Itu kelihatannya responsnya cukup bagus. Itu responsnya bagus kenapa, karena kualitasnya juga bagus," imbuh Johnny.


Namun meski penjualan cukup lumayan dia meminta, mobil LCGC jangan disebut sebagai biang kemacetan di Jakarta. Biang kemacetan justru banyak faktor mulai dari keterbatasan dan buruknya kondisi jalan.


"Tapi kalau Anda lihat secara mendetail jangan selalu melihatnya mobil ini meningkat jadi bikin macet, belum tentu," pungkas Johnny.