"Pemerintah paling tidak setahun 3 kali razia. Tapi ya, helm bajakan itu seperti VCD bajakan. Waktu dirazia tidak ada, tapi kalau razia tidak ada, mereka ada dimana-mana," keluh Sekjen Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI) Johanes Cokrodiharjo kepada detikOto.
Johanes sendiri memaparkan kalau total produksi helm yang dibukukan anggota-anggota AIHI di 2012 lalu mencapai 14,5 juta helm atau naik sekitar 5 persen dari tahun sebelumnya. Namun yang beredar di pasaran diakuinya jauh lebih besar dari angka itu.
Dia lalu menjelaskan sulitnya memberantas helm yang tidak sesuai standar ini salah satunya adalah minimnya kordinasi antar lembaga di Indonesia.
"Ini sudah jadi bahan pembicaraan lama. Begini, kita lapor ke (Kementerian) Perindustrian, tapi kata mereka itu urusan (Kementerian) Perdagangan. Lalu kita ke Perdagangan, terus dilempar lagi ke Perindustrian. Ya, itu kan masalah klasik di Indonesia, masalah kordinasi," lugasnya.
Padahal kekompakan baik di pemerintahan maupun di antara produsen serta kerja sama produsen-pemerintah dianggap Johanes adalah sesuatu yang penting.
"Karena kita harus sadar geografis kita itu sulit. Ada banyak sekali pulau di negara ini, kalau jalan sendiri-sendiri akan sulit untuk menjangkau semua. Jadi memang harus kerja sama," ujarnya.