Menjalin Persaudaraan di Pantai Teddy Kupang

Kupang - 'Bhinneka Tunggal Ika', sebut kami serempak saat mengobrol dengan Pak Neno, seorang dosen di Kupang yang tengah bersepeda pagi hari.

Kami bertemu di tepian pantai Teddy (Kupang, NTT) dan Pak Neno tampak tertarik dengan motor-motor kami yang tampak mencolok di tempat parkir. Jadilah kami menjalin silaturahmi pagi sesaat setelah kami bersandar tak jauh dari pelabuhan.


"Kita semua orang bersaudara!", ucap Pak Neno dengan akses Kupang-nya yang kental. Beliau mengiyakan keragaman yang dimiliki tim kami yang berasal dari berbagai daerah seperti Bandung, Tasikmalaya, Yogyakarta hingga Malang.


Praktis pagi itu kami juga banyak bertanya soal Kupang, soal sejarahnya, soal makanannya, soal perjalanan menuju Atambua.


Selama dua hari (2-3 November 2014) tim berada di kota Kupang untuk beristirahat total. Beberapa hari sebelumnya waktu kami banyak dihabiskan dengan melakukan penyeberangan dari satu pelabuhan ke pelabuhan yang lain.


Ini juga yang membuat tubuh kami cukup lelah sekaligus butuh waktu lagi untuk menyesuaikan keadaan di darat. Bicara libur maka tak ada kesempatan lain untuk lebih menikmati kota Kupang dari dekat, kota yang terkenal dengan hingar bingar musiknya yang terdengar dari angkutan umumnya.