Viar Jelajah Indonesia Mampir di Kota Kerawang, Gorontalo

Gorontalo - Kerawang adalah salah satu ciri khas kota Gorontalo. Kata Kerawang berasal dari kata Karawo yang merupakan sulaman dengan tangan. Kerajinan ini berkembang sejak lama dan kini sudah menjadi sentra kerajinan khas Gorontalo.

Bahkan sulaman kain kerawang kerap dijadikan baju umum bahkan dijadikan seragam para jemaah haji dari Gorontalo dan menjadi tren dalam kehidupan masyarakat Gorontalo khususnya, bahkan telah sering menjadi pertunjukan fashion show.


Proses membuat sulaman kain kerawang dapat dikatakan cukup rumit. Terlebih dulu membuat desain sulaman di kertas milimeter blok. Kemudian, kain dipotong sesuai ukuran. Lapisan kain dibuka benang-benangnya untuk ruang sulaman.


Ukurannya sesuai jenis kain yang dipakai dan besar motifnya. Setelah itu kain langsung disulam berbentuk disebut dengan kerawang.


Selain sulaman kain dan baju, dihasilkan pula berbagai macam barang yang dihiasi sulaman kain kerawang, seperti tas, sapu tangan, dasi, kopiah, taplak meja, sprei, tatakan gelas, topi bahan rotan, mukena, dan kipas. Semuanya bisa jadi oleh-oleh menarik sepulang dari Gorontalo.


Wilayah Gorontalo yang menjadi salah satu kota tua di Sulawesi terbentuk sekitar 400 tahun yang lalu. Pada waktu itu Gorontalo menjadi pusat pendidikan, perdagangan dan pusat pemerintahan karena letaknya yang strategis di antara Teluk Tomini dan Laut Sulawesi.


Sebelum Gorontalo dikuasai oleh penjajah, terdapat kerajaan-kerajaan yang tergabung dalan satu ikatan kekeluargaan dan diatur menurut hukum adat Gorontalo.


Gabungan beberapa kerajaan tersebut disebut dengan nama Pohala’a. Nama Gorontalo sendiri hingga sekarang belum diketahui secara jelas asal usulnya. Namun ada satu kata yang masih sering dipakai dalam bahasa sehari-hari orang Gorontalo, yaitu kata “Hulondalo”. Menurut cerita, orang Belanda kesulitan mengucapkan kata tersebut dan berubah kata menjadi “Horontalo”, namun jika ditulis kata tersebut menjadi “Gorontalo”.


Provinsi Gorontalo sebagian besar terdiri dari daerah pegunungan yang membentang dari utara ke selatan provinsi ini.


Panorama Pegunungan Gorontalo sangat menakjubkan. Gunung-gunung dan hutan adalah rumah-rumah bagi flora dan fauna unik. Anoa, tarsius, burung maleo, dan babi rusa adalah salah satu spesies langka yang dapat Anda ditemukan di sini.


Maleo, misalnya, adalah spesies burung yang telurnya lebih besar dari tubuhnya sendiri. Sementara tarsius adalah primata terkecil di dunia, tetapi memiliki panjang sekitar 10 cm.

Kota Gorontalo merupakan ibu kota dari Provinsi Gorontalo.


Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi bagian utara atau lebih tepatnya di bagian barat Sulawesi Utara. Provinsi ini diapit oleh dua perairan yakni Teluk Tomini yang terletak di sebelah selatan serta Laut Sulawesi yang terletak di sebelah utara. Jika berkunjung ke sini Anda pasti tidak akan kecewa karena ada banyak tempat menarik yang ditawarkan oleh kota ini.


Nah kali ini Journey team Viar Jelajah Indonesia mampir di Gorontalo, selain menemui komunitas motor di Gorontalo juga menyempatkan diri mengelilingi beberapa tempat pariwisata bersejarah yang sangat terkenal itu, seperti : Benteng Otanaha dan Danau Limboto.


Benteng Otanaha di masa lalu digunakan oleh para Raja Gorontalo ini sebagai tempat perlindungan dan pertahanan.


Keunikan benteng terlihat adalah material yang digunakan untuk membangun benteng campuran pasir, plester, dan putih telur Maleo.


Pemandangan Danau Limboto dapat dilihat jelas dari sini, karena letaknya di atas dataran tinggi. Tepatnya, di Dembe I, Kota Barat, sekitar 8 km dari pusat kota Gorontalo.


Ada dua benteng lagi yang terletak di daerah yang sama, yaitu Otahiya dan Istana Ulupahu. Pengunjung harus melewati 345 anak tangga untuk mencapainya.


Sedangkan tidak jauh dari benteng ini terletak hamparan danau yang sangat indah yaitu Danau Limboto.


Danau ini terletak didesa Iluta, berjarak 10 km dari pusat kota, menandai jalan masuk ke pulau ini. Karakteristik unik danau ini terletak karena memiliki berbagai jenis ikan air tawar yang hanya dapat ditemukan di danau ini. Selain itu, di danau ini ada sebuah lapangan pendaratan pesawat amfibi bernama Katelina, dahulu membawa presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno.


Danau Limboto memiliki luas kurang lebih sekitar 3000 hektar. Danau ini merupakan muara dari Sungai Molalahu, Sungai Daenaa, Sungai Alo, Sungai Bionga, dan Sungai Bone Bolango. Danau ini terletak di Kabupaten Gorontalo, Sulawesi Indonesia, dan merupakan danau besar yang berada di kabupaten tersebut.


Dulu pada era kepemimpinan Presiden Soekarno, danau ini mempunyai kedalaman sekitar 27 meter. Sekarang ini kedalaman Danau Limboto hanya sekitar 8 meter.


Kedalaman yang hanya beberapa meter saja ini menyebabkan danau tersebut tidak seperti danau-danau biasanya yang mempunyai bentuk alami, ditambah dengan tanaman bunga teratai danau limboto yang memiliki karakteristik dengan permukaan yang berlumpur ini, merupakan habitat hidup tanaman air seperti bunga teratai, eceng gondok, dan gelagah yang menjadikan danau ini seperti kolam raksasa yang sangat cantik.


Wisatawan yang mengunjungi obyek wisata Danau Limboto dapat melakukan aktivitas seperti memancing. Kunjungan yang paling bagus yaitu pada pagi hari dan menjelang sore hari, karena pemandangan yang dihasilkan dari matahari yang terbit maupun tenggelam di Danau Limboto sangat indah.