'Ingat, Montir Bukan Dewa'

Jakarta - Memilih bengkel resmi atau umum adalah pilihan yang bisa diambil oleh pengguna mobil. Tidak ada salahnya jika pengguna mobil memanfaatkan jasa kedua bengkel ini dengan melihat kerusakan yang dialami mobil.

"Saya mau share pengalaman saya tentang pilihan antara bengkel resmi dan umum. Saya adalah pengguna mobil Eropa yang mana sudah menjadi rahasia umum merupakan mobil yang sangat sensitif dan fragile. Terlebih di sisi sensor dan elektrikalnya," ujar Pandu P Utomo dalam surat elektronik kepada detikOto.


Pandu pernah membuktikan kedua jenis bengkel ini punya sisi positif dan negatif dalam merawat kendaraan customer.


"Tidak usah berbicara harga karena sudah tidak layak dibandingkan terkait bengkel mobil eropa yang resmi (APM) ataupun kelas bengkel umum namun fokus seperti yang tersedia banyak di Pasar Mobil Kemayoran," ujarnya.


Pandu pun menyarankan untuk sebelum memilih menggunakan bengkel resmi atau umum, cara yang paling mudah adalah melihat dari kerusakan yang dialami mobil itu sendiri.


Misalnya untuk kerusakan ringan seperti lampu yang putus ataupun service ringan seperti ganti oli, mending menggunakan bengkel umum karena mereka akan mengerjakan dengan segera tanpa harus mengantri. Bengkel umum biasa tidak memiliki space lot yang luas sehingga mereka tidak bisa membiarkan mobil berlama lama tanpa dilakukan tindakan.


"Hitung-hitung mereka harus membuat uang bejalan. Berbeda dengan bengkel resmi, saya pernah mengalami kerusakan di wiper pump, bengkel resmi menawarkan saya meninggalkan mobil selama 2 hari untuk mengerjakannya sedangkan umum melakukannya hanya dalam 30 menit," ujarnya.


Contoh lainnya, apabila mengalami kerusakan di bagian komputer ECU, deep engine dan komponen yang riskan seperti gearbox, lakukanlah pengecekan di bengkel resmi.


"Bila estimasi biaya dirasa cukup tinggi kita bisa tanyakan perbandingan di bengkel umum yang paham akan penggantian parts ini. Bila dirasa tidak berbeda jauh tidak ada salahnya dilakukan di bengkel resmi. Dengan kondisi biasa masa garansi APM lebih lama dibanding bengkel umum," ujarnya.


Kelebihan bengkel umum adalah lebih menerima mereparasi item custom seperti head unit yang sudah after market ataupun misal shock breaker modifikasi. Sedangkan APM biasanya akan tutup mata bila diharuskan memperbaiki kerusakan di item after market ini.


"Saran yang paling dianjurkan adalah, biasakan juga bertukar pikiran atau mengambil ilmu dari internet. Ingat montir bukan dewa. Mereka bahkan sering melakukan salah analisis ataupun asal menjawab karena menganggap customer adalah awam. Sering saya alami adalah perdebatan secara teknis dalam sisi analisis kerusakan mobil. Bila saya anggap penjelasan tidak masuk akal ada baiknya kita terus bertanya dengan di-support oleh data-data yang valid yang bisa dicari di internet. Dengan seperti itu Anda bisa mengeliminasi beberapa parts yang seharusnya tidak perlu diganti," jelasnya.


"Tidak jarang dengan begitu pihak montir sering bertukar pikiran dengan saya sebagai customer bahkan untuk kasus yang muncul dari mobil customer lain. Kunci dari semua ini adalah selalu mencari second opinion bila terkait kerusakan mobil yang tidak lazim atapun berulang. Kadang tidak rugi jika kita harus pergi ke beberapa sumber sebelum mempercayakankan sepenuhnya mobil kita untuk diperbaiki. Semua kembali demi mendapatkan kendaraan yang nyaman dan pengeluaran uang yang efisien," tutupnya.