Mengintip Dapur Produksi Motor Viar

Semarang - Akhir pekan lalu, detikOto diberi kesempatan oleh Viar Motor Indonesia untuk mengintip pabrik motor roda tiga dan roda duanya di Semarang, Jawa Tengah. Kunjungan pabrik Viar itu bertepatan dengan ulang tahun Viar Motor Indonesia yang ke-15.

Sampai saat ini, pabrik Viar yang sudah berdiri baru seluas 11 hektar. Namun, Viar merencanakan akan membangun pabriknya di Semarang hingga 20 hektar. Diperkirakan, pada 2020 perluasan pabrik hingga 20 hektar itu sudah terlaksana.


"Plan kita 20 hektar. Tapi yang sudah ada baru 11 hektar," kata Deputy Director Marketing Viar Motor Indonesia Akhmad Zafitra Dalie di Semarang, akhir pekan lalu.


Saat ini, kapasitas produksi mencapai 5.000 unit per bulan. Jika ditotalkan, setahun pabrik ini bisa memproduksi 60.000 unit motor.


Mesin motor Viar pun diproduksi di pabrik ini. Jadi, setelah selesai produksi mesin, pabrik ini langsung merakit motor roda tiga dan roda dua hingga menjadi motor utuh.


Menurut R&D Manager Viar Motor Indonesia Heru Sugiantoro, proses produksi motor Viar dimulai dari penyatuan mesin. Komponen mesin dari terurai kemudian disatukan.


Untuk kapasitas produksi mesin, pabrik Viar ini mampu memproduksi mesin hingga 1.000 mesin dalam satu shift. "Ini satu shift 500 per line untuk mesin. Di sini ada dua line," kata Heru.


Setelah selesai disatukan, mesin tersebut belum boleh masuk ke rangka motor. Mesin motor itu harus melalui proses uji coba.


"Mesin harus dicek apakah berfungsi atau tidak. Apakah sirkulasi oli naik ke atas. Semua harus dicek. Tidak menutup kemungkinan mesin ini tidak berfungsi, kalau tidak berfungsi mesin masuk ke bagian repair," jelas Heru.


Setalah mesin selesai diproduksi, tahap selanjutnya adalah penyatuan semua komponen hingga menjadi motor utuh. Pertama, mesin disatukan dengan rangka motor yang sudah jadi. Viar memproduksi beberapa rangka motornya di pabrik ini juga.


Selanjutnya, motor-motor Viar ditanam beberapa komponen. Perakitan komponen tersebut mulai dari ban, knalpot, setang, bodi, hingga menjadi satu kesatuan motor secara utuh.


Namun, proses itu belum selesai. Motor yang sudah menyatu secara utuh itu harus dilakukan pengecekan lagi. Kontrol kualitas itu dengan cara mengendarai motor ini di dalam pabrik yang sudah terdapat gundukan-gundukan untuk menjajal suspensinya.


Tapi, tidak hanya suspensi yang dicoba. Pegawai di pabrik ini pun mencoba memacu motor yang sudah selesai diproduksi untuk mengetahui apakah ada kekurangan dari sisi performanya.


Karena kendaraan niaga roda tiga paling laku, Viar telah menetapkan angka produksi roda tiga lebih banyak daripada roda dua. Per bulannya, pabrik ini bisa memproduksi 4.000 unit motor roda tiga dan 1.000 untuk roda dua.


"Kapasitas untuk roda dua kita setting di 1.000 per bulan," kata Manajer Pabrik Viar Motor Indonesia, Agus Julianto.


Meski begitu, Viar tidak mengesampingkan produk roda duanya. Bahkan, akhir-akhir ini permintaan motor trail Viar melimpah. Karenanya, pabrik ini siap memproduksi 100 motor trail dalam satu hari.


"Untuk tahun-tahun ini animo trail naik. Untuk kapasitas produksi motor trail di angka 100 per bulan. Jadi sambil jalan tiga roda, kita tetap fokus juga ke trail," kata Agus.



Redaksi: redaksi[at]detikoto.com

Informasi pemasangan iklan

hubungi : sales[at]detik.com